Dedek Okta Andi

Islam dan Psikologi

Selasa, 12 Januari 2010

Subject: kisah se'ekor monyet

Seekor anak monyet bersiap-siap hendak melakukan perjalanan jauh. Ia merasa sudah bosan dengan hutan tempat hidupnya sekarang. Ia mendengar bahwa di bagian lain dunia ini ada tempat yang disebut "hutan" di mana ia berpikir akan mendapatkan tempat yang lebih "baik". "Aku akan mencari kehidupan yang lebih baik!" katanya. Orangtua si Monyet, meskipun bersedih, melepaskan kepergiannya. "Biarlah ia belajar untuk kehidupannya sendiri," kata sang Ayah kepada sang Ibu dengan bijak.

Maka pergilah si Anak Monyet itu mencari "hutan" yang ia gambarkan sebagai tempat hidup kau Monyet yang lebih baik. Sementara kedua orangtuanya tetap tinggal di hutan itu. Waktu terus berlalu, sampai suatu ketika, si Anak Monyet itu secara mengejutkan kembali ke orangtuanya. Tentu kedatangan anak semata wayang itu disambut gembira orangtuanya.

Sambil berpelukan, si Anak Monyet berkata, "Ayah, Ibu, aku tidak menemukan hutan seperti yang aku angan-angankan. Semua binatang yang aku temui selalu keheranan setiap aku menceritakan bahwa aku akan bergi ke sebuah tempat yang lebih baik bagi semua binatang yang bernama hutan." "Malah, mereka mentertawakanku." sambungnya sedih. Sang Ayah dan Ibu hanya tersenyum mendengarkan si Anak Monyet itu. "Sampai aku bertemu dengan Gajah yang bijaksana," lanjutnya, "Ia mengatakan bahwa sebenarnya apa yang aku cari dan sebut sebagai hutan itu adalah hutan yang kita tinggali ini!. Kamu sudah mendapatkan dan tinggal di m hutan itu!" Benar, anakku. Kadang-kadang kita memang berpikir tentang hal-hal yang
jauh, padahal apa yang dimaksud itu sebenarnya sudah ada di depan mata."

Kita semua adalah si Anak Monyet itu. Hal-hal sederhana, hal-hal ada di sekitar kita tidak kita perhatikan. Justru kita melihat hal yang "jauh-jauh" yang pada dasarnya sudah di depan mata. Kita gelisah dengan karir pekerjaan, kita gelisah dengan sekolah anak-anak, kita gelisah dengan segala

rencana kehidupan kita. Padahal, yang pekerjaan kita sekarang adalah bagian dari karir kita. Padahal, anak-anak kita bersekolah sekarang adalah bagian dari proses pendidikan mereka dan hidup yang kita jalani adalah bagian dari rangkaian kehidupan kita ke masa yang akan datang.

Tanpa mengecilkan arti masa depan dan sesuatu yang lebih baik, ada baiknya apabila kita fokus dengan apa yang ada di depan mata, apa yang kita kerjakan sekarang, karena hal ini akan berpengaruh terhadap masa depan Anda. Dia memandangku dan berkata, "Kamu belajar dengan cepat, tapi jawabanmu masih salah karena banyak orang yang buta."

Gagal lagi, aku meneruskan usahaku mencari jawaban baru dan dari tahun ke tahun, Ibu terus bertanya padaku beberapa kali dan jawaban dia selalu, "Bukan. Tapi, kamu makin pandai dari tahun ke tahun, anakku."

Akhirnya tahun lalu, kakekku meninggal. Semua keluarga sedih. Semua menangis. Bahkan, ayahku menangis. Aku sangat ingat itu karena itulah saat kedua kalinya aku melihatnya menangis. Ibuku memandangku ketika tiba giliranku untuk mengucapkan selamat tinggal pada kakek.

Dia bertanya padaku, "Apakah kamu sudah tahu apa bagian tubuh yang paling penting, sayang?"

Aku terkejut ketika Ibu bertanya pada saat seperti ini. Aku sering berpikir, ini hanyalah permainan antara Ibu dan aku.

Ibu melihat kebingungan di wajahku dan memberitahuku, "Pertanyaan ini penting. Ini akan menunjukkan padamu apakah kamu sudah benar- benar"hidup". Untuk semua bagian tubuh yang kamu beritahu padaku dulu, aku selalu berkata kamu salah dan aku telah memberitahukan kamu kenapa. Tapi, hari ini adalah hari di mana kamu harus belajar pelajaran yang sangat penting."

Dia memandangku dengan wajah keibuan. Aku melihat matanya penuh dengan air mata. Dia berkata, "Sayangku, bagian tubuh yang paling penting adalah bahumu." Aku bertanya, "Apakah karena fungsinya untuk menahan kepala?" Ibu
membalas, "Bukan, tapi karena bahu dapat menahan kepala seorang teman atau orang yang kamu sayangin ketika mereka menangis. Kadang-kadang dalam hidup ini, semua orang perlu bahu untuk menangis. Aku cuma berharap, kamu punya cukup kasih sayang dan teman-teman agar kamu selalu punya bahu untuk menangis kapan pun kamu membutuhkannya."

Akhirnya, aku tahu, bagian tubuh yang paling penting adalah tidak menjadi orang yang mementingkan diri sendiri. Tapi, simpati terhadap penderitaan yang dialamin oleh orang lain. Orang akan melupakan apa yang kamu katakan... Orang akan melupakan apa yang kamu lakukan... Tapi, orang TIDAK akan pernah lupa bagaimana kamu membuat mereka berarti.

"Masa depan Anda, karir Anda, serta kehidupan Anda adalah yang Anda kerjakan hari ini."
(allah swt tidak akan merubah nasib suatu kaum jika kaum itu tidak berusah utq merubahnya sendiri & tidak ad yg dapat merubah suatu TAKDIR KECUALI DENGAN DO'a)

sumber : "Tausiah Online"

Kemanakah Waktu Sisa Kita?

Apa yang bisa kita berikan pada Allah?
Seberapa bagus sesuatu yang bisa kita persembahkan untuk Zat yang Maha Pengasih,yang telah memenuhi semuaaaa kebutuhan kita? Allah memang tidak pernah meminta balasan atas segala kecukupan yang diberikan kepada manusia, namun benarkah status derajat tertinggi diantara para makhluk membuat manusia lupa berterimakasih dan memberikan yang terbaik padaNya? Diakui atau tidak diakui Dia telah banyak mengabulkan keinginan kita,entah cepat atau lambat.

Mari kita ingat kembali,24 jam waktu yang diberikan Allah,berapa persen yang kita tujukan untuk Dia? Bagi Rasul SAW yang tingkat keimanannya diatas manusia pada umumnya, sesungguhnya seluruh waktunya tidak pernah lupa tanpa melibatkan Allah. Bagaimana dengan kita saat ini? Allah hanya mendapat ‘Waktu Sisa’
Ya Benar.. waktu sisa bekerja, waktu sisa bepergian,waktu sisa keluarga,waktu sisa bersenang-senang,bahkan waktu sisa tidur!

Coba ketika adzan berkumandang,ketika itu panggilan Allah meminta kita menghadapNya..
Apa sikap kita? bersegera memenuhi panggilanNya ataukah ‘Ntar dulu ah..’

Ketika adzan subuh, kita berpikir nanti lha jam 06.30..padahal subuh jam 04.20. Maka Allah mendapat waktu sisa dari Tidur kita.
Ketika adzan dhuhur,kita tunda lagi sholat hingga akhir wkt dhuhur dengan berbagai alasan,sibuk bekerja,sedang makan siang,dll.. Maka Allah kembali mendapat waktu sisa dari kesibukan kita.
Demikian pula waktu ashar,maghrib dan isya..
Allah selalu mendapat sisa dari waktu tidur siang kita, sisa dari waktu nonton sinetron,sisa dari waktu mencari rezeki. Padahal ketika seseorang paham bahwa yang mengatur rezekinya adalah Allah, dia tidak perlu takut kehilangan rezekinya akan diambil orang. Karena hidup, mati,rezeki telah Allah tetapkan sejak sebelum seseorang lahir. Tidak akan berkurang rezeki itu hanya karena kita sebentar meninggalkan urusan dunia untuk melakukan sholat tepat waktu.

Sebegitu besarnya kasih sayang Allah pada kita,mengapa kita hanya bisa memberi waktu sisa?

Jika ada pertanyaan mana yang lebih utama, Sholat dulu baru makan atau Makan dulu baru sholat?

Masing-masing jawaban menunjukkan tingkat keimanan & kecintaan seorang hamba dan pemiliknya. Bagi anak-anak dan remaja jika menjawab makan dulu baru sholat,agar sholatnya tidak perlu memikirkan makan.. hal ini bisa dipahami.
Namun jika orang tua yang menjawab ini, perlu dipertanyakan.. apakah di usia yang sudah banyak, masih terus mengutamakan makan daripada sholat?
Kapan keimanannya bertambah jika yang dipikirkan selalu makan,makan dan makan? Apakah semenjak anak-anak selalu mendahulukan makan mengakhirkan sholat hari tuapun demikian? Hanya seperti itukah yang bisa kita persembahkan pada Allah yang telah memenuhi semuaaaa kebutuhan hidup kita?

Sesungguhnya Hati yang Terkunci itu adalah ketika usia terus bertambah namun kesadaran keimanan bukan bertambah baik namun bertambah buruk…

GR Pegawai Bank Riau


Event : Adventure Camp

Tema : Team Building

Peserta : Pegawai Bank Riau

Waktu : 07 Oktober 2009, 08.00 – 17.00

Lokasi : Centerpoint – Angkasapura

PIC : Cak Busral

Instruktur : Dedek Okta Andi

Kelompok : Garuda

Gambaran Umum

  1. Sifat Kegiatan

Kegiatan dilakukan dalam bentuk dinamika kelompok dengan menggunakan media petualagan di alam bebas dengan pendekatan metode belajar yang disebut “Adventure Learning”. Bersifat tun dan satu pihak dikendalikan.

Keseluruhan peserta dibagi kedalam 10 kelompok menurut kata sandi yaitu alfa, beta, charly, delta, echo, forfox, gamma, h, I, dan J.

Intruksi diberikan secara umum oleh chief instructor dan tidak dievaluasi pada big group, kemudian selanjutnya diberikan pada tiap instruktur menjadi small group yang tiap sesi permainan di review.

  1. Materi

Materi yang diberikan pada tiap kelompok berupa permainan simulasi dinamika kelompok diluar ruang dengan metode games, group dynamic, dan outdoor activity berupa asoko competiton, reef knots, choco river, citting the picture, two tower, high rope, dan paintball.

  1. Cuaca

Cuaca cerah dan suhu udara tidak begitu panas.

  1. Evaluasi

1. Teknis

Secara umum kegiatan berjalan dengan lancar dan tidak ada hambatan berarti. Beberapa hal untuk dievaluasi adalah:

a. Pada pembagian kaos peserta tampak menjadi kurang teratur setelah beberapa menit karena saling tukar kaos.

b. Persediaan air minum isi ulang yang terlambat, sehingga peserta banyak yang mengeluh dehidrasi dan kehausan.

c. Instruksi asoko games tidak begitu ditekankan pada instruktur bahwa dilakukan sebelum istirahat, sholat dan makan. Akibatnya ada sebagian kelompok yang belum melaksanakan game tersebut dan terpaksa menunggu untuk melaksanakan asoko competition.

d. Sebagian instruktur memberikan instruksi yang salah terhadap choco river game. Dikarenakan instruktur tersebut salah persepsi terhadap apa yang sudah disimulasikan.

e. Kondisi vakum terjadi disebabkan oleh kurangnya koordinasi dan delegasi tugas instruktur untuk menghitung skor. Namun demikianhal ini sedikit diatasi oleh chief instructor dengan mengajak peserta melakukan penyegaran melalui big group ice breaking.

f. Kurangnya energizer pada setiap instruktur untuk mengisi waktu-waktu luang sehingga kelihatan agak sedikit kaku.

2. Crew

a. Keterlambatan sebagian instruktur terhadap kehadiran yang seharusnya dijadikan sebagai waktu untuk the last briefing. Sehingga briefing tersebut ditiadakan.

b. Kebingungan tampak di wajah sebagian instruktur dalam menghandle kelompoknya. Dikarenakan kurangnya komunikasi terhadap sesama.

c. Kurang saling menyapa diantara instruktur (komunikasi verbal) hingga tampak seperti acuh tak acuh antara instruktur yang satu dengan yang lainnya.

3. Peserta

a. dari yang direncanakan 173 orang peserta, ada beberapa orang yang tidak dating. Tapi bisa dikatakan 96 % peserta yang datang.

b. Ada sebagian peserta yang tidak konsisten terhadap ground rules yang telah mereka sepakati, seperti halnya merokok.

c. Kurangnya kesadaran sebagian peserta terhadap lingkungan, contohnya membuang box nasi tidak pada tempatnya. Dan juga botol aqua yang telah ditempel nomorpun juga berserakan.

4. Pribadi

a. Saat H-1 sudah mengadakan briefing dan simulasi games tapi agak sedikit kurang tahu dimana posisi tiap-tiap games tersebut. Mencoba untuk mengusulkan matriks instruktur dibawa pulang kerumah untuk lebih dikuasai. Tetapi tidak diperkenankan.

b. Hari H, jam sudah diatur untuk bangun lebih cepat. Tetapi nyatanya bangun telat. Akibatnya saya juga telat datang ke trust adventure. Ditambah dengan jarak yang jauh antara kost dan trust adventure.

c. Ketika acara akan dimulai ada perasaan gugup. Karena melihat pesertanya merupakan sarjana-sarjana muda yang baru saja lulus. Tetapi hal tersebut bisa saya atasi dengan percaya diri.

5. fasilitas dan equipment

a. Makan untuk instruktur agak telat karena bentuk makanannya tidak sama dengan peserta.

b. Tidak kondusifnya tempat istirahat dan sholat sehingga sebagian peserta mengeluhkan hal tersebut.

c. Ketidaktersediaan P3K.

Pekanbaru, November 2009

Dedek Okta Andi

instruktur


GENERAL REPORT KPP Rengat




Nama Kelompok : Cendana Group
Instruktur : Dedek Okta Andi

Program outline
Jenis : Adventure camp
Tema : “Team Building”
Sasaran yang ingin dicapai :
1.Integritas
2.Profesionalisme
3.Teamwork
4.Inovasi
5.Leadership
Materi : Permainan simulasi dinamika kelompok diluar ruang dengan metode games, group dynamic dan outdoor activity
Durasi : 1 hari
Media Belajar : Permainan simulasi dinamika kelompok dengan menggunakan media petualangan di alam bebas dengan pendekatan metode belajar yang disebut “adventure learning”
Klien : KPP Rengat
Jumlah peserta : s/d 58 orang
Staff : s/d 9 orang
Tanggal : 17 Oktober 2009
Lokasi : Danau Raja - Rengat

BRIEF GAMES

1. Ice Breaking Big Group
Pada kegiatan ini para peserta dikumpulkan dalam kelompok besar oleh Cak Busral yang merupakan lead instruktur adventure camp. Mereka disuruh membuat lingkaran yang tergabung dari individu-individu beserta tujuh orang instruktur. Kemudian Cak Busral mengambil alih dan beliau meng-handle jalannya kegiatan.
Disaat kegiatan akan dimulai, tampaklah kekakuan para peserta (terlihat dari susunan baris berupa lingkaran yang semerautan) dan ketidak semangatan mereka untuk mengikuti acara. Tapi kemudian Cak Busral mencoba mencairkan suasana tersebut dengan memberikan permainan hallo apa kabar, mana hentakanmu, mana tepukanmu, dan mana iyelmu. Disinilah kekakuan dan ketidak semangatan mereka tersebut menjadi wajah yang ceria dan dan tampak keoptimisan mereka untuk berpartisipasi dalam kegiatan selanjutnya.
Setelah Cak Busral memberikan Permainan, kemudian dilanjutkan dengan kata sambutan dari pimpinan KPP Rengat kemudian dilanjutkan dengan doa yang dipandu oleh salah satu peserta yaitu Mas Argo. Doa berjalan hikmad karena isinya sesuai dengan tujuan dan sasaran kegiatan kita. Dilanjutkan dengan beberapa permainan lagi yaitu kata said, tangkap babi, ramalan hujan, dan tam-tam uli-uli. Akhirnya mereka dipisahkan dengan membentuk kelompok kecil dan diserahkan kepada tiap instruktur yang telah ditunjuk.
Dedek Okta Andi ditunjuk sebagai instruktur yang meng-handle kelompok Charly yang terdiri dari 11 orang peserta.
2. Ice Breaking Small Group
Kegiatan ini merupakan awal pertemuan mereka yang menjadi kelompok kecil. Disini instruktur bertindak sebagai fasilitator agar mereka bisa mengungkap salah satu indikator dari tujuan dan sasaran dari “adventure camp” ini.
a. Toss a name
Pada saat akan dimulai, terlihat bahwa mereka sudah saling kenal antara satu dengan yang lain karena mereka saling menyapa, walaupun sudah kenal diwajah mereka masih terlihat kekakuan. Ketika diberikan bola dengan menyebutkan nama mereka, mereka mengikutinya dengan lancar walaupun ada beberapa orang yang tidak mengikuti instruksi. Tapi semuanya menjadi cair saat membubuhi nama seekor binatang diakhir nama mereka. Terlihat keceriaan mereka dari ekspresi wajah (senyum dan tertawa) dan gerakan tubuh (saling memegang dan ada yang berdiri).

b. Ground Rules
Disini diminta kesediaan mereka untuk berkomitmen dengan membuat peraturan-peraturan yang akan mereka taati selama kegiatan. Dengan instruksi dari instrukstur, mereka membentuk struktural dengan menunjuk pemimpin. Dan terpilihlah saudara Ebit. Kemudian mereka mengusulkan peraturan tersebut. Adapun peraturan yang mereka ajukan adalah:
1. Tidak membuang sampah sembarangan
2. Tidak merokok ketika permainan sedang berlangsung
3. Tidak Boleh berbicara kotor
4. Ontime pada setiap kegiatan
5. Tidak saling menyalahkan
6. Tidak mengedepankan sikap Egois
Peraturan ini dibuat oleh instruktur pada selembar kertas dan kemudian membubuhi nama mereka disertai tanda tangan. Ini dilakukan untuk melihat komitmen, teamwork dan integritas mereka sebagai satu team.

c. Asoko games
Sangat menyenangkan. Terlihat dari ekspresi wajah mereka yang selalu tersenyum dan tertawa serta dengan konsentrasi penuh. Setelah asoko dilakukan terpilihlah 3 pahlawan dari peserta untuk menjadi wakil kelompok pada asoko competition yaitu Mas Ebith, Mas Dhani dan Mas Ridwan.

3. Choco River
Pada permainan ini, komunikasi yang tidak efektif tampak pada para peserta, mereka tidak menganggap bahwa pada team mereka ada seorang pemimpin. Semua terlihat memberikan perintah dan mengedepankan sikap egois. Akibatnya, banyak balok yang hanyut dan tidak terselamatkan. Tampak diwajah mereka rasa kecewa atas kehilangan balok tersebut. Baloknya hanya tinggal beberapa saja. Sehingga memakan waktu yang lama yaitu ± 6 menit. Dan mereka menyerah untuk kali pertama. Instruktur kemudian menunda sejenak dengan mengumpulkan mereka untuk me-review apa yang sudah mereka lakukan. Setelah review dilakukan terlihat ada peningkatan, dengan perlahan mereka mencoba menyeberangi sungai tersebut dengan sebaiknya. Menjalin komunikasi yang baik walaupun ada beberapa orang tetap dengan egoisnya untuk memberi perintah tetapi mereka telah menghargai kedudukan seorang pemimpin. Dengan hati-hati mereka menyelesaikan permainan tersebut dengan sungguh-sungguh. Walaupun selesai dengan waktu yang tidak diharapkan tetapi mereka tetap mendapatkan point yang cukup.

4. Stick Transfer
Perubahan yang cukup signifikan, setelah instruksi diberikan mereka mencoba menjalin komunikasi dengan baik, mereka meminta waktu untuk melakukan briefing terlebih dahulu dan mengatur strategi untuk melakukan permainan ini. Mereka saling bahu-membahu, walaupun strategi yang dipergunakan salah tetapi sikap dewasa mereka begitu terlihat. Waktu berlalu dengan singkat karena teamwork yang efektif. (mission complete).

5. Reef Knots
Tetap dengan keadaan yang konsisten, sebelum memulai mereka meminta waktu beberapa menit untuk briefing dan menyusun strategi. Lalu ditunjuklah seorang pemimpin dalam memimpin permainan ini. Kemudian dengan perintah pemimpin, peserta lain mengikutinya dengan seksama. Komunikasi yang cukup ideal. Kedominan setiap peserta bisa mereka minimalisir. Fokus pada perintah pemimpin menunjukkan keberhasilan mereka. Terbukti bahwa waktu yang dipergunakan untuk kegiatan ini cukup singkat.

6. Citting the Picture
Pada permainan ini kekompakkan team mulai menurun, terbukti masih mengedepankan sikap egois. Komunikasi tidak berjalan efektif. Karena penyampai informasi hanya diberdayakan satu orang saja (Mas Dhani). Yang lain tidak dianggap. Karena hanya satu orang saja yang diberdayakan, penyampai informasi selalu berbalik kebelakang untuk menanyakan kembali bentuk dan warna pada gambar. Beberapa saat kemudian instruktur memberi clue untuk mereka bahwa manfaatkan semua penyampai informasi. Kemudian barulah terjadi perubahan. Walaupun membutuhkan waktu yang lama, tetapi tetap mencapai target.

7. Kartun Kelompok
Pada kegiatan ini mereka berkumpul dengan sangat gembira, berdiskusi menjadi bahan mereka. Disini mereka harus memilih permainan yang sesuai dengan kategori. Ditunjuklah Mas Dhani sebagai penggambar dan yang lainnya membuat garis. Kemudian mereka siap untuk mempresentasikan hasil gambar mereka.

8. Closing
Peserta disatukan dalam kelompok besar kemudian Cak Busral mengambil alih dengan memberikan kesempatan pada setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil gambar kartun yang telah mereka buat. Cendana group menjadi presenter pertama kaarena mereka yakin bahwa mereka siap, dengan iyel-iyel ala Mbah Surip meskipun agak sedikit garing, tetapi mereka tetap percaya diri dan semangat. Selanjutnya diikuti oleh kelompok peserta yang lain.
Diakhiri dengan pembacaan doa yang dipimpin oleh Cak Busral. Kemudian diselingi dengan saling memijat satu sama lain. Dan game kecil-kecilan. Dilanjutkan dengan foto bersama. Terlihat diwajah mereka keriangan dan kebahagiaan.

Anak-anak dan puasa

Dibalik menahan lapar dan dahaga, puasa banyak membawa berkah bagi anak-anak. Salah satu nya adalah merangsang kecerdasan otak. Dekan Fakultas Psikologi Universitas Medan Area (UMA) Irna Minauli di Medan, menuturkan ketika berpuasa, anak diuji bersabar menunggu saat makan dan minum yang diperoleh sehingga berpuasa menjadi ajang latihan bagi anak untuk menahan emosi.

Akibatnya kecerdasan emosional anak meningkat dan mempengaruhi kemampuan anak dalam berinteraksi dengan lingkungan social secara baik. Ia mengungkapkan berdasarkan satu penelitian psikologi asal Amerika Daniel Golemen, terdapat perbedaan perkembangan psikologis pada anak yang sabar menunggu dengan anak yang tidak sabar. Oleh karena itu perlu untuk membiasakan anak berpuasa sejak dini supaya anak memiliki tingkat emosional yang baik sehingga kecerdasan emosionalnya terus terasah.

Lebih dari itu ternyata puasa juga mampu meningkatkan kecerdasan spiritual anak sehingga kebiasaan itu menjadikan anak sebagai individu yang ramah dan taat pada ajaran agama.

“Untuk memacu semangat anak berpuasa, orang tua juga harus menjadi contoh mampu menjalankan ibadah puasa dengan baik,” demikian Irna Minauli. (Koran Tribun Pekanbaru, 20 Agustus 2009 hal. 5)